Organisasi Sebagai Alat Untuk Mencapai Tujuan


GUREE.ID, LHOKSEUMAWE, Tidak semua orang mampu menjalankan Organisasi dengan baik. Scott's mendefinisikan Organisasi sebagai hal yang bersifat kolektif, dibentuk untuk mencapai sasaran spesifik. Sebelum jauh kita bahas tentang organisasi mari kita lihat kasus berikut, yang bertujuan untuk mengetahui dimana posisi kita saat ini dalam memimpin organisasi atau kita belum mengelola organisasi.

Kasus:

Pak Mansur adalah seorang pengusaha mebel ukir. Usahanya selama ini berjalan lancar dan semakin maju. Ia seorang pekerja keras yang tidak segan bekerja sampai larut malam. Seluruh proses pembuatan mebel ukir diawasi langsung dan dikuasai betul. Mulai dari merancang model dan ukiran sampai pembuatan pernak perniknya. Memesan bahan-bahan, menghitung biaya, menghubungi toko-toko penjualan ditangani sendiri. Maka sering ia sendiri yang pergi ke kota lain mencari pasaran atau memesan kayu yang sesuai. Merasa bahwa kemampuannya masih bisa ditingkatkan lagi, pak Mansur mengembangkan usahanya dengan membuka toko mebel sendiri dan toko barang-barang kelontong lain. Ia memilih tempat di pusat kota, yang berjarak agak jauh dari rumahnya. Tanpa disadarinya, dengan adanya toko-toko baru tersebut ia semakin sibuk. Karena usaha dan toko-tokonya semakin maju maka ia semakin sering mondar mandir mengambil bahan baku dan barang dagangan kelontong lain dan menyalurkan barang mebel ukir buatannya. Karena terlalu payah akhirnya Pak Mansur jatuh sakit dan dirawat di rumah sakit. Selama di rumah sakit perusahaannya mulai macet, karena para pegawai tidak tahu bagaimana harus menjalankan usaha tersebut. Pak Mansur selama ini belum pernah mendelegasikan wewenang kepada siapapun mengenai urusan dagangannya. Bahkan istrinya sendiri tidak tahu menahu tentang merancang model mebel ukir, sumber bahan pembuatan mebel dan dagangannya. Ia pun belum pernah mengangkat seseorang yang khusus mengurusi pembuatan mebelnya, toko-toko penjualan mebelnya, toko kelontongnya dan sebagainya. Semua urusan sampai sekecil-kecilnya ditangani sendiri. Karyawannya hanya sekedar pegawai yang tinggal melaksanakan perintah. Maka ketika ia sakit tak ada seorangpun yang merasa mampu dan berwenang untuk menangani masalah-masalah yang timbul. Walaupun akhirnya Pak Mansur bisa pulang ke rumah tetapi ia harus terus beristirahat dan tidak dapat lagi mengurusi perusahaannya. Semenjak itu usahanya makin mundur, dan akhirnya tutup sama sekali. Tinggal usaha kelontong kecil-kecilan yang ditangani istrinya.

Pak Mansur tergolong orang yang tidak tahu pengorganisasian. Hal seperti itu banyak terjadi dalam masyarakat kita. Seseorang bisa mencapai sukses dengan usaha kecil-kecilan dan dengan modal kecil-kecilan juga. Kalaupun usahanya menjadi lebih besar, tidak maju-maju sebagai Badan Usaha, karena tidak mampu mengurus atau mengorganisasikan perusahaanya itu. Semuanya tetap ditangani sendiri, walaupun sebenarnya sudah tidak mampu. Usaha yang besar memang memerlukan organisasi.di mana kepada setiap pejabat diberikan wewenang sesuai dengan tugasnya. Itulah fungsi pengelolaan yang kedua.

Kasus di atas hanya sebagai contoh, meskipun dalam dunia bisnis. Kiranya dapat menjadi contoh "gagal" dalam mengelola organisasi. Pekerjaan harus didelegasikan kepada staf. Beri instruksi dan arahan yang jelas. Jika arahan tidak jelas, yang seharusnya bisa diselesaikan dengan cepat akan menjadi lambat. Yang lebih parah lagi ketika manajer tidak berada di tempat banyak pekerjaan tidak tuntas karena masih terikat dengan arahan pimpinan. Banyak staf yang memiliki power untuk merdeka dalam  bekerja disebabkan garis kebijakan yang tidak jelas. Pada hal dalam setiap Surat Keputusan selalu ada consideran "Hal-hal yang prinsipil harus di konsultasi dengan pimpinan". Banyak hal kebijakan setingkat di bawah pimpinan, harus diselesaikan oleh pimpinan, ini tidak baik dalam mengelola organisasi. Penyelesaian masalah harus berjenjang.

Kisah Pak Mansur di atas, mengingatkan kita kepada manajemen tukang pangkas rambut, semua pekerjaan dikerjakan sendiri. Mengelola organisasi besar tidak bisa seperti itu, harusnya menggerakkan semua staf untuk maju mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Semoga kira yang berada dilevel kepemimpinan dapat memaksimalkan Sumber daya sarana dan prasarana, sumber daya manusia dan sumber daya keuangan. Tidak mudah untuk mendapatkan hasil lebih cepat, semua butuh proses. Penyampaiannya harus ada target, baik secara parsial maupun keseluruhan tujuan organisasi. 

Demikian yang dapat saya bagikan kali ini, semoga bermanfaat.

Referensi:

  1. Wahjosumidjo, 2008. Kepemimpinan Kepala Sekolah, Rajawali Press;

  2. Materi Pelatihan Mengelola keuangan, 

0 Comments