Perbedaan deep learning dengan Kurikulum Tradisional


Guree.ID, Lhokseumawe - Perbedaan utama antara deep learning dengan kurikulum tradisional adalah pendekatan dan filosofi yang mendasari proses pembelajaran. Berikut ini adalah beberapa perbedaan utama antara deep learning dan kurikulum tradisional:

Fokus pada Pemahaman Mendalam vs. Penguasaan Konsep: Deep learning menempatkan fokus pada pemahaman mendalam terhadap konsep-konsep pembelajaran, di mana siswa tidak hanya diajarkan untuk menguasai informasi secara mekanis, tetapi juga diajak untuk memahami konsep secara menyeluruh dan mampu mengaitkan konsep-konsep tersebut dengan situasi dunia nyata. Di sisi lain, kurikulum tradisional sering kali lebih menekankan pada penguasaan konsep-konsep secara individual tanpa mempertimbangkan hubungan antar konsep dan penerapan dalam konteks yang lebih luas.

Baca Juga: Mencoba Deep Learning

Pembelajaran Aktif vs. Pembelajaran Pasif: Deep learning mendorong pembelajaran aktif di mana siswa terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran melalui diskusi, proyek-proyek kolaboratif, eksperimen, dan aktivitas pembelajaran lainnya yang mendorong pemikiran kritis dan kreatif. Di sisi lain, kurikulum tradisional cenderung cenderung mengadopsi pendekatan pembelajaran pasif di mana siswa lebih banyak menerima informasi secara pasif melalui ceramah dan tugas-tugas yang bersifat repetitif.

Penerapan Konsep dalam Konteks Nyata vs. Hafalan dan Repetisi: Deep learning mendorong siswa untuk menerapkan konsep-konsep yang dipelajari dalam situasi dunia nyata melalui tugas-tugas proyek, simulasi, dan studi kasus, sehingga siswa dapat melihat nilai praktis dari apa yang mereka pelajari. Di sisi lain, pendekatan kurikulum tradisional sering kali menekankan pada hafalan dan repetisi materi tanpa memberikan kesempatan yang cukup bagi siswa untuk mengaitkan konsep-konsep tersebut dengan konteks kehidupan sehari-hari.

Baca Juga: Pendekatan Deep Learning Menuju Belajar Bermakna dan Mendalam

Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Kreatif vs. Penguasaan Fakta dan Informasi: Deep learning bertujuan untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, dan komunikatif yang diperlukan dalam menghadapi tantangan dunia modern. Dengan pendekatan ini, siswa tidak hanya belajar untuk mengingat fakta dan informasi, tetapi juga diajarkan untuk bertanya, menganalisis, menarik kesimpulan, dan membuat solusi yang inovatif. Di sisi lain, kurikulum tradisional sering kali lebih berfokus pada penguasaan fakta dan informasi tanpa memberikan kesempatan yang cukup bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir yang lebih tinggi.

Dengan demikian, perbedaan utama antara deep learning dan kurikulum tradisional terletak pada pendekatan pembelajaran yang diimplementasikan, tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, dan keterampilan yang dikembangkan pada siswa. Deep learning menawarkan pendekatan yang lebih holistik, aktif, dan menekankan pada pemahaman yang mendalam, sementara kurikulum tradisional cenderung lebih bersifat transaksional, pasif, dan berfokus pada penguasaan materi secara mekanis.

0 Comments