Memberi Maaf Lebih Mulia, Tetapi Apa Yang Terjadi

GUREE.ID, LHOKSEUMAWE, Hai sahabat ku semua,  selamat menikmati Jum'at yang berkah ini dan selalu bersama orang-orang yang kita banggakan dan kita cintai. Keharmonisan dalam bekerja sering terganggu dengan hal-hal kecil yang kadang kala luput dari perhatian. Tidak terbatas dalam menjalani hidup ini, interaksi dengan orang lain tidak bisa dihindari, apakah keluarga, teman, kolega, dan komunitas lainnya pasti ada bersinggungan, yang menyebabkan hati dan jiwa tidak nyaman. Terkadang biasa bagi kita tetapi luar biasa bagi orang lain dan juga sebaliknya. Hidup menjadi nyaman ketika bebas merdeka, tidak ada yang tertekan di antara sesama dan saling pengertian yang tinggi. Terkadang juga kita sering memaksakan kehendak, sering menuntut orang lain yang harus memahami kita. Sebenarnya lebih indah jika kita yang memulai untuk memahami orang lain terlebih dahulu. Jangan juga berharap banyak dengan balasan yang setimpal atau lebih, tetapi biasa aja supaya jangan menjadi beban. Kita merasa lebih lega dan nyaman apabila kesalahan dengan manusia diselesaikan dengan saling memaafkan.

Kesalahan dengan manusia  harus melalui permintaan maaf untuk menghapuskan segala dosa, dan menyebutkan kesalahan apa yang pernah terjadi baik sengaja maupun tidak sengaja. Suatu hari teman saya meminta maaf kepada temannya, dan mereka dalam satu satuan  kerja. Kalau dalam jabatan termasuk Kepala bidang dengan kasubbag. Dia mengucapkan kepada temannya, maafkan saya, siapa tahu selama ini dalam bekerja ada menyinggung perasaan atau sikap saya yang tidak disenangi, untuk itu saya mohon maaf. Dia berjabat tangan tapi ketika ucapan dia tadi langsung berubah rawut wajahnya seperti ia tidak memaafkan teman saya. Permohonan maaf dari teman saya, ya wajar-wajar saja ketika kita mau berpergian jauh yaitu mau umroh dan Haji,  biasa minta maaf dan diselipkan dengan ucapan jika ada kata-kata selama ini yang menyinggung perasaan orang lain.

Lalu acara pun bubar sudah selesai, dan teman saya kembali kerumah tiba-tiba SMS masuk dengan kata “zalim kamu”. teman saya balas SMS dengan ucapan Astaghfirullah mohon maaf. Jadi selama ini teman saya tidak pernah merasa mendzolimi beliau dan juga orang lain. Teman saya menjadi terbebani dengan kalimat tersebut dan merasa tidak nyaman. 

Teman saya curhat, dia gelisah dan tidak nyaman karena dalam bergaul dia sangat  menjaga perasaan orang lain apalagi kolega. Kasus yang dialami, bisa jadi hal-hal kecil, ketidakharmonisan selama ini sudah terakumulasi sepihak sehingga teman saya tidak merasa.  Lalu saya coba untuk menenangkan, anda sudah meminta maaf dan mengucapkan atas kesalahan selama ini, masalah dia tidak memaafkan itu selesai, lagi pula  anda tidak tahu,  ya serahkan saja kepada Allah, dan anda bisa berangkat beribadah dengan tenang dan fokus, bawalah hati ke sana untuk menjumpai Rabbi.

Dari kasus teman saya di atas, ternyata benar bahwa, tidak gampang memberi memaaf, ternyata meminta maaf lebih mudah. Itulah sekelumit pengalaman teman saya dalam hal memohon maaf, Marilah kita menjadi hamba Allah yang suka memaafkan.

Demikian sekelumit pengalaman hidup dalam berinteraksi dengan orang lain, semoga bermanfaat. Ikuti terus www.guree.id. By:@mukhtarilyas 

Baca juga: 




0 Comments